Simalungun, Bedeberita.id | Puluhan warga Nagori Sahkuda Bayu, Kecamatan Gunung Malela meminta perangkat desa setempat dan juga Pangulu agar keterbukaan [Transparan] dilakukan dalam pengelolaan dana desa sebagaimana peruntukannya.

Warga menilai, jika perangkat desa Nagori Sahkuda Bayu diduga telah menyelewengkan dana desa berupa pembelian belasan ekor sapi, namun dikelola oleh pangulu beserta kroni dan keluarganya.

Diketahui, pembelian sapi sebanyak 11 ekor dilakukan setelah dana desa termin I tahun 2024 dicairkan. Dengan kategori nilai sebesar Rp121 juta ditambah biaya pakan Rp21 juta, jadi total keseluruhan penggunaan dana desa sebesar Rp142 juta.

Namun oleh warga, keberadaan sapi setelah dibeli tidak pernah diserahkan kepada kelompok tani setempat, yakni Mandiri Tani Jaya.

Berdasarkan hal tersebut, para warga menduga Pangulu beserta perangkatnya telah menyelewengkan dana desa melalui pembelian sapi.

"Seharusnya sapi yang dibeli tersebut diserahkan kepada kelompok tani, bukannya diparkirkan pada kandang milik pangulu," ujar seorang warga yang merasa kesal melihat ketidakterbukaan perangkat desa setempat.

Dikatakan, kecurigaan wargapun kian menguat dikala melihat pangulu beserta anaknya melakukan aktivitas pencarian pakan sapi berupa rumput. Padahal, biaya untuk pakan telah dianggarkan dari dana desa tersebut.

Berdasarkan hal diatas, warga pun berharap pihak yang berwenang, yakni Aparatur Penengak Hukum [APH] segera menyelidiki penggunaan dan penimpangan dana desa yang dlakukan oleh pangulu.

"Seyogianya dana desa untuk kesejahteraan warga, bukan untuk memerkaya diri sendiri beserta keluarga," tulis seorang warga lewat pesan singkat, Jumat [13/09/2024].

Menanggapi tudingan warga, Pangulu Nagori Sahkuda Bayu, Suwito menampik apa yang dialamatkan terhadapnya. Ia menyebut, jka keberadaan belasan ekor sapi hanyalah sementara waktu.

Hal itu dilakukan, kata Suwito, dikarenakan kelompok Mandiri Tani Jaya belum memiliki kandang sehingga ditempatkan pada kandang miliknya.

"Ini sudah berlangsung 2 bulan, sejak dana desa termin I 2024 cair di Bulan Juni, lalu," jawab Suwito lewat perangkat panggilan, Jumat sore.

Iapun mengaku jika nantinya keberadaan sapi yang diperuntukkan semestinya akan dia kembalikan setelah Mandiri Tani Jaya memiliki kandang sendiri. Namun, Suwito tak mengurai mengapa kelompok tani di nagori yang ia pimpin tak memiliki kandang, sementara operasional desa masih tertera.

Kala dipertanyakan, aktivitas keluarganya yang mencari pakan sementara operasional belasan sapi telah dianggarkan, Suwito mengaku hal itu dilakukan anaknya karena memang merupakan bagian perangkat desa setempat.

Penulis: Khairunnas
Penyunting: Joe Damanik